Rumah Hantu



 
Sumber : duckduckgo
Sudah sekitar dua setengah tahun saya merantau untuk menuntut ilmu di salah satu daerah di Indonesia bagian tengah. Saya berkuliah di salah satu universitas Negeri di wilayah tersebut. Awal kedatangan saya , saya menumpang di rumah keluarga sampai 5 bulan lamanya. Setiap pagi saya selalu bangun lebih awal untuk membantu membersihkan rumah dan siap untuk ke kampus. Jarak dari rumah ke kampus cukup jauh dan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk tiba di kampus menggunakan angkutan umum, ditambah lagi dengan jumlah transportasi di jalur rumah yang sangat minim membuat saya lebih waspada agar tidak telat ke kampus.
Saya selalu bersemangat ke kampus layaknya mahasiswa baru lainnya. Karena padatnya jadwal mata kuliah pada semester satu, membuat saya selalu pergi pagi dan pulang pada sore hari. Kecapaian sering saya rasakan ketikan pulang ke rumah. Hal tersebut membuat saya memutuskan untuk pindah ke tempat tinggal yang biasa disewakan untuk anak rantau seperti saya.
Tempat tinggal saya yang baru, jaraknya cukup jauh dari kampus, namun biasa ditempuh dengan jalan kaki yang memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Hampir setahun saya selalu pergi ke kampus dengan berjalan kaki. Namun hal tersebut saya anggap seperti berolahraga karena kesibukan di kampus yang membuat saya sulit meluangkan waktu untuk berolahraga.
Saat berada di semester enam saya pindah lagi ke sebuah kontrakan yang letaknya lebih dekat dari kampus. Di kontrakan ini saya tinggal Bersama empat orang lain dari satu Universitas yang sama. Rumah ini biasa di sewakan untuk mahasiswa dari luar daerah ini.
Kondisi rumah ini masih sangat baik dan terawat. Berlantai ubin, berdinding setengah tembok, dan setengah dari tanaman bebak, dengan tiga buah kamar ditambah dengan teras dan beberapa ruangan untuk bersantai. Rumah ini juga memiliki halaman yang luas dan berhiaskan tanaman-tanaman yang indah.
Sudah hampir sepuluh tahun rumah ini di kontrakan. Penghuninya terus berganti dari tahun ke tahun. Setelah pindah ke rumah ini, saya mendengar cerita bahwa di rumah ini ada penunggu yang menjaga rumah ini.
Awalnya saya tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Beberapa hari setelah mendengar cerita tersebut, saya merasakan hal yang aneh hingga pada suatu petang, Ketika saya sedang berbaring di kamar. Saya melihat sesosok pria yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua dengan tinggi badan sekitar seratus tujuh puluh senti meter, berambut gimbal berjalan dari arah depan rumah, melewati pintu kamar saya dan berjalan menuju dapur dan menghilang begitu saja. Saya bertanya kepada penghuni yang lain namun tidak ada seorangpun yang melihat lelaki tersebut. Sayapun mengabaikan hal itu.
Dihari yang sama, pada malam itu terjadi pemadaman lampu di kota itu. Hembusan angin sepoi-sepoi membuat saya menjadi mengantuk. Pada saat yang hampir bersamaan saya merasakan hawa dingin dari depan pintu kamar saya. Pikiran saya mulai melayang-layang memikirkan hal-hal yang membuat saya takut. Tiba-tiba terdengar suara asing yang menyebut kata Anton.
Siapakah yang memanggil saya menggunakan nama asli saya? “tanya saya dalam hati”.
Kaget yang saya rasakan pada saat itu. Saya langsung menyalahkan senter handphone dan mengarahkan ke depan pintu kamar. Saya melihat sesosok pria besar yang berdiri tepat di depan pintu kamar. Saya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia berjalan masuk ke arah saya sambal memegang sebuah pisau di tangan kirinya.  Dia terus melangkah maju dan berusaha menangkap saya. Seketika itu juga badan saya tidak bisa bergerak lagi. Suara teriakan saya tidak di dengar oleh siapapun yang berada di dalam rumah itu. Dia pun memegang kaki saya dan menyeret saya keluar dari kamar. Ketika sampai di ruang tengah saya melihat penghuni kontrakan yang lain sedang bersantai dan tidak melihat saya sedang di seret. Saya mencoba untuk melihat wajah pria itu. Tiba-tiba dia melihat saya dan menikam saya dengan pisau yang ada di tangannya.
Arrrggggggghhhhhhh………………..
Saya terbangun dari tidur dalam kondisi yang lemah.
Apa yang sebenarnya terjadi? “pertanyaan dalam benak saya.”
Keesokan harinya, saya pergi ke rumah pemilik kontrakan. Saya bertanya tentang keadaan rumah ini sebelumnya. Ibu kontrakan mulai menceritakan peristiwa yang terjadi enam tahun yang lalu. Ada seorang laki-laki meninggal di rumah ini dengan keadaan tidak wajar. Sejak saat itu, kejadian aneh sering terjadi kepada penghuni kontrakan yang baru masuk dan tinggal di rumah itu. Ibu kontrakan meminta kepada seluruh penghuni kontrakan untuk mendokan pria itu.
Pada saat pulang dari rumah ibu kontrakan, saya pun langsung mendoakan dia. Ketika waktu senggang saya juga sering mendoakan pria itu. Syukurlah sejak saat itu sosok pria itu tidak muncul lagi di hadapan saya dan penghuni yang lain.
TAMAT.

Comments

Post a Comment

Popular Posts